Macrame Itu Berdebu!
First Encounter
Gud Night Folks! unless you're reading it in the daylight. You know... lately I've been into macrame, since I want to give it to my cowokers as friendvitation. Jadi aku lagi suka buat macrame folks, dan ketika membuatnya aku teringat sesuatu. Sesuatu yang memberiku secuil makna.
Kau tau folks? macrame itu mitosnya adalah kerajinan tangan yang membawa keburuntungan, seperti jimat yang kau buat untuk orang yang kau sayang agar mereka selalu beruntung. Macrame sama cantik seperti dream catcher si penangkap mimpi buruk. Kedua kerajinan tangan ini selain memiliki makna yang indah juga memiliki bentuk yang cantik menurutku. Aku gak bermaksud musrik lohhh folkssss hahaha.
Ketika aku memberikan macrame ke seseorang, disetiap simpul yang aku bentuk, berisi doa dan harapan akan keberuntungan bagi siapapun yang memilikinya. Macrame itu berisi kenangan akan doa-doa ku. Bukan Macrame yang membuat beruntung, tidak pernah ada keberuntungan di dalamnya. Namun, harapan akan kebaikan yang aku sematkan di setiap simpulnya.
Well, aku sangat menyukai hadiah yang berbentuk kerajinan tangan, hadiah seperti itu menjadi kesan tersendiri, karena seseorang membuatnya untuk kita, hadiah seperti itu akan selalu aku jaga dan aku pakai. Dan kau tahu folks? macrame pertamaku adalah hadiah dari sahabat ku Pufnie, dan dia yang mengenalkan macrame padaku. Padahal waktu itu dia memberiku dua hadiah, Macrame dan UC PUBG. Bahkan, sesungguhnya macrame itu hadiah ekstra aja bukan hadiah utama menurutnya. Tapi bagiku, macrame itu malah hadiah yang paling aku syukuri.
Dari situ aku eksplorasi tentang makrame, dan suka membuatnya. Dan ini kisahku folks tentang macrame!
Tahun pertama aku bekerja, aku menyukai seseorang hihihi. Dan aku ingin memberinya sesuatu yang baik. Tentu saja aku membuatkannya macrame. Aku membuatnya bukan hanya untuk dia, tapi juga untuk seluruh teman-teman yang lain. Namun khusus untuknya, dia kubuatkan macrame dengan pola yang berbeda tentu saja. Teman-temanku suka dengan macrame yang ku buat, beberapa ada yang langsung dipakai untuk gantungan kunci, ada yang dipakai untuk gantungan tas. Kalau orang-orang bilang aku perempuan yang cuek, sebenarnya aku justru sangat memperhatikan, meneliti, dan menganalisis, kuperhatikan setiap orang yang akan menentukan seberapa dekat kita dilihat dari cara mereka menghargai pemberianku. Dan tokoh utama dalam cerita ini (orang yang aku suka), tidak sekalipun aku melihatnya menggunakan macrame buatanku.
Dari situ aku memiliki kesimpulan yang aku tahu kebenaranya beberapa waktu berikutnya. Namun dengan kesimpulan bahwa dia bahkan tidak tertarik dengan itu, aku yang bodoh dan faktor lingkungan tentu saja, mengabaikan intuisi-ku sendiri sedari awal aku memulai bereksperimen sosial dengan macrame, karena terlalu terbuka dengan pendapat orang lain juga kali. Namun untungnya hal yang aku lakukan kemudian, membuatku tidak menyesali apapun. Kau tahu folks, ada rentetan cerita yang ku skip, karena macrame adalah awal dari segalanya, dan macrame menutupnya pula.
LOST and FOUND
Tentu saja aku kecewa, macrame yang kubuat tidak dipakai oleh dia, kekecewaan itu manusiawi folks bukan sesuatu yang hina. Setelah rentetan kejadian dan cerita yang ku skip, aku menemukan macrame itu ada di atas mejanya. Tergeletak dan berdebu. Kalau kau bertanya kenapa bisa sampai berdebu? karena orang yang ku suka tidak bekerja disitu lagi, mejanya tak tersentuh, tidak sampai aku beberes dan pindah ke tempatnya. Dia bahkan tidak berfikir untuk memberi macrame itu ke orang lain, atau bahkan hanya membawanya pulang, atau membuangnya ke tempat sampah. Setidaknya tidak sampai aku bahkan sampai bisa tahu nasib kreasiku sendiri. Kau tahu apa yang ku lakukan? menyimpannya dan tetap menyukai "-nya". Karena disitu aku masih terbuka dengan pendapat orang lain, dan faktor lingkungan.
Dan apakah aku tetap menyimpanya? dan bahkan tetap menyukai "nya"? Hahaha tentu saja tidak folks! Setelahnya aku baru disadarkan oleh serentetan kejadian, yang harusnya tidak terjadi seandainya aku lebih percaya pada diriku sendiri, bukan orang lain! Oh god! awalnya aku memutuskan untuk membuangnya, tapi aku memiliki rasa sayang untuk apapun yang aku ciptakan, setidaknya macrame itu belum rusak, dia masih sebagus pertamakali aku menyerahkannya. Jadi ku putuskan untuk memberikannya pada Murid SMK.
Murid cowok ini, adalah murid yang selalu membantuku mengelola kelas dan mengatur teman-temannya yang super brandal. Jadi kuputuskan untuk memberi dia macrame itu sebagai tanda terimakasih. Hahaha dan terkejutnya aku! Murid ini sangat sangatttttt menyukai macrame yang digeletakan seseorang hingga berdebu! Setiap pulang sekolah dan berpapasan denganku, dia selalu menujukan macrame yang dia gantung di tasnya dengan senyum yang lebar. Seolah-olah itu adalah hal yang paling spesial yang pernah dia dapat!
Kapapun dia dengan tasnya, dia menunjukannya padaku macrame itu dengan bangga!
Dan justru aku yang merasa sedikit bersalah karena memberinya macrame pungutan. Bukan khusus kubuatkan untuknya, bahkan awalnya untuk orang lain. Tapi aku juga sangat bersyukur menemukan pemilik yang tepat untuk macrame yang satu itu. Mungkin dia tidak spesial bagi orang lain, tapi sangat spesial untuk seseorang. Aku tidak sekecewa itu ketika tahu bahwa semua hanya butuh waktu dan orang yang tepat untuk menjadikannya istimewa.
Aku tahu macrame itu hanya benda mati, benda murah yang bisa dibuat siapa saja (enggak juga sih wkwkwk), tapi aku yakin setiap benda apapun itu, mati atau hidup, sudah memiliki pemiliknya masing-masing (pemiliknya Tuhan lah wit wkwkwk) maksudnya akan membersamai orang yang tepat, kita hanya perlu untuk lebih memperhatikan.
That's enough for today curahatannyaa, bye bye folksiee!





Komentar
Posting Komentar