Kartu Pos/ Postcards

 

"Choosing the old way doesn't mean you're getting old."


    Holla mi amigos, betapa, betapa, dan betapa besar saya telah mengkhianati cita-cita, resolusi, dan impian-impian suci. Salah satunya adalah dengan AFK dari dunia penulisan blog untuk sekian lamanya. But now, I'm back online bebeh!

    Kali ini saya akan membahas tentang kartu pos. Saya yakin dari sekian jumlah kepala keluarga di suatu gang sempit, hampir tiada lagi yang ke kantor pos untuk mengirim surat. Bukan, bukan tipe surat seperti e-mail tentu saja, atau lamaran pekerjaan, lebih-lebih suratan takdir hahaha... tapi benar-benar secara harfiah adalah lembaran 'surat' atau sesederhana 'kartu pos'. Intuisi saya mengatakan kemungkinan malah kalian sudah melupakan apa itu kartu pos dan bagaimana wujud dia sebenarnya. Parahnya, sebenarnya pernah gak sih kalian mengirim kartu pos? Minimal sekali di seumur hidup kalian yang hampa itu? 


     Tunggu.. memangnya kenapa mesti repot-repot berkirim kartu pos? Well, saya gak tau dengan kalian, tapi saya adalah orang yang tertarik dengan sesuatu yang lama, ditinggalkan, dan jarang dilirik orang. Sesuatu yang tidak memiliki arti apa-apa dimata orang, tetapi ternyata mampu menarik perhatian saya. Tetapi ya tidak menjadikan saya sebagai kolektor barang antik hahaha... kemungkinan paling sederhana sih karena saya pernah tumbuh dan menyadari pentingnya kehadiran surat sebagai satu-satunya sarana komunikasi pada zamannya. Salah satu kata-kata dalam surat yang saya terima ketika saya masih balita dari kakak pertama saya yang masuk pesantren adalah, "Zha-zha jangan nakal yaa..." Dan gak berapa lama, kakak pertama saya kabur dari pesantren.


Postcards

    Kartu pos menurut KBBI adalah kartu untuk surat-menyurat melalui pos (tidak bersampul). Kartu pos adalah sebuah kartu berukuran sekitar 8cm x 12cm yang terdiri dari format tulisan berupa 'Kepada' (yang akan kau tulis alamat si penerima); 'Dari' (yang akan kau tulis alamatmu sendiri); kotak tempat menempelkan perangko; dan sedikit halaman kosong untuk menulis pesan. 

    Satu yang pasti, kartu pos tidak membutuhkan amplop. Karena setelah prangko tertempel, kau tinggal menyerahkannya saja. Dan dia akan baik-baik saja melalang buana entah kemana. Kecacatan kartu biasanya terletak dari seberapa baik kau merekatkan prangko. Karena kalau tidak dipastikan benar-benar menempel, terkadang prangko itu akan copot diperjalanan.


    Dewasa ini sudah jaranggg... pake bangett.. orang yang mengirim kartu pos. Sampai-sampai kau tahu apa? Kantor pos ditempat saya sudah tidak menjual lagi kartu pos, dan hanya sedikit sisa persediaan prangko. Dan kalian tau apa lagiii??? Saya bahkan mencari ke pusat kantor pos yaitu Filateli dan hanya bisa membeli kartu pos dari sisa-sisa event- seperti kartu pos dengan cover promosi biskop, atau konser, yang seharusnya itu mendingan kasih gratis aja dong mbakkk.. Tapi saya membelinya seharga Rp. 3000/ kartu. 

    Dan saya gak tau lagi dimana saya bisa mendapatkan kartu pos. Lantas benak gila saya menyarankan untuk mendatangi setiap kantor pos di Jakarta untuk membeli yang tersisa. Tolong jangan bilang saya bisa beli melalui onlineshop. Karena, well, I just want a postcard which is sold in the post office. It's more essential tho.


Price, Place, and Product. 

    Kartu pos sendiri bervariatif harganya. Semakin bagus suatu postcards, semakin mahal harganya. Dari 2k-10k, suka-suka yang jual, bodoamat. Untuk mengirim kartu pos tentu saja kalian membutuhkan perangko. Untuk perangko, mereka terdiri dari harga; Rp.3.000, Rp.5.000, Rp. 10.000. Saya tidak tahu ada variatif harga yang lain atau tidak, tapi selama ini cuma tiga jenis itu saja yang saya temui.



    Dan harga perangko yang kalian butuhkan untuk mengirimkan kartu pos juga bervariatif, tergantung jauhnya alamat penerima; 

1. Kalau penerima berada di satu daerah yang sama, kalian butuh prangko seharga tiga ribu rupiah.

2. Kalau penerima di luar daerah, atau provinsi, atau pulau, kalian butuh perangko seharga lima ribu rupiah.

3. Kalau penerima berada di luar negeri, kalian butuh perangko seharga sepuluh ribu.

    Kalau memang hanya memiliki jenis perangko 5K dan kalian ingin mengirimnya ke luar negeri, kalian bisa menempel dua perangko senilai lima ribuan. Sehingga nilainya kalau dijumlahkan setara dengan sepuluh ribu sesuai dengan syarat pengiriman ke luar negeri.



    Cara mengirim kartu pos memang tergolong mudah sekali. Kalian hanya menulis alamat kalian, penerima, dan pesan sesuai format kartu pos. Kemudian, menempelkan perangko, lalu berikan kartu itu pada staff admin di kantor pos. Kelar. Waktu sampai kartumu ke si penerima cukup lama. Yang pernah saya alami, kartu pos yang saya kirim keluar negeri sampai sekitar 40 hari. Tidak tahu kalau yang lokal.



Eso es todo mi amigos!
Oh ya! kritik dan saran terbuka lebar, kamu juga bisa bertanya di kolom komentar.



Komentar

Postingan Populer